Rabu, 15 Oktober 2014

Proposal PTK, Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan.



UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA MINAT MEMBACA YANG RENDAH PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI PERANAN GURU DAN MODEL/MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENARIK 

Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Diajukan dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Oleh :

Nama       :          Sukmawati Samudra
NPM        :          12210055
Kelas        :          4 A
Prodi         :          PPKn



FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2014





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang sentral dan strategis, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik spesifik dalam hal orientasinya untuk membentuk pribadi peserta didik agar menjadi warga negara yang baik yang memiliki pemahaman,  penghayatan dan kesadaran yang tinggi akan hak-hak dan kewajibannya serta mampu dan cakap melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari di segala bidang kehidupan dengan dilandasi oleh prinsip proporsionalitas, nilai-nilai spiritualitas keagamaan, nilai-nilai pluralitas sosio-budaya, nilai-nilai nasionalisme kultural, serta nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Belakangan ini banyak terdapat gejala rendahnya partisipasi aktif dan motivasi belajar siswa di kelas dalam mata pelajaran PKn, sepertinya siswa tidak bergairah mengikuti proses pembelajaran dan bahkan banyak yang bersikap seolah mata pelajaran PKn tidak penting dan tidak banyak gunanya bagi mereka. Mengapa begitu? Sebab pada proses belajar mengajar, terutama PKn sering kali guru lebih mendominasi kelas, sedangkan siswa masih pasif. Aktivitas siswa terbatas pada mendengar, mencatat dan menjawab pertanyaan guru. Proses belajar mengajar seperti ini jelas membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar dan beraktivitas.

Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca terutama siswa kita memang sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan metode yang diberikan terhadap siswa pada umumnya kurang bahkan tidak menyenangkan. Sebagian besar Metode yang ada hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses.

Rendahnya minat baca siswa menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah. Itulah yang sedang terjadi pada siswa sekarang ini  itu semua disebabkan karena Kebanyakan atau bahkan hampir keseluruhan sekolah tidak memiliki fasilitas perpustakaan yang memadai. Buku pelajaran dan buku bacaan umum tidak terkoleksi secara lengkap. Bahkan, banyak sekolah yang tidak memiliki ruang khusus untuk perpustakaan dan tidak memiliki petugas khusus yang mengelola perpustakaan.

Dengan demikian, wajar saja kalau siswa  tidak memiliki kebiasaan membaca yang memadai. Persoalan minat baca pada siswa adalah masalah yang klasik. Berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca. Namun pada kenyataannya, minat baca siswa masih begitu rendah. 

Suasana  belajar yang tidak kondusif  seperti itu jelas merupakan masalah yang harus segera diatasi,  karena berakibat pada rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran dan penguasaan kompetensi dasar yang telah ditetapkan,  dan ujung-ujungnya prestasi hasil belajar mereka  rendah, rata-rata hanya sampai batas ketuntasan minimal, malahan ada yang cenderung di bawah batas minimal.

Disadari  banyak faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi dan motivasi belajar serta prestasi hasil belajar siswa; bisa dari faktor internal siswa seperti tingkat IQ atau intelegensi, bakat dan minat, kebiasaan belajar, motif berprestasi, dan sebagainya; bisa juga dari faktor eksternal seperti faktor sarana dan prasaranan belajar di sekolah, faktor kurikulum, metode dan strategi pembelajaran, sumber bahan belajar, suasana proses pembelajaran, dan lain sebagainya. Untuk itu berbagai upaya diagnosa dan perbaikan metode pembelajaran yang standar telah pula dilakukan, antara lain dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakannya secara konsekuen di depan kelas, melakukan perubahan metode pembelajaran dari metode ceramah ke metode tanya jawab atau metode diskusi dan penugasan, melakukan penilaian proses, pre-tes dan post-tes, analisis butir soal berikut revisi soal-soal yang dinilai kurang layak, bahkah disusul pula dengan pemberian remedi kelas maupun remedi individual, namun tetap saja partisipasi dan motivasi belajar siswa beserta prestasi hasil belajarnya kurang memuaskan.

Menghadapi masalah besar seperti itu semua, para guru, utamanya guru PKn dengan spesifikasi dan karakteristik yang ada pada bidang ajarnya harus lebih tergugah, lebih terinspirasi dan lebih termotivasi untuk mencari, menemukan dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga setahap demi setahap kualitas pendidikan nasional bisa ditingkatkan, dan setahap demi setahap kualitas manusia Indonesia seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan UUSPN 2003 bisa diwujudkan.

Peran guru dalam pembelajaran salah satunya adalah membangkitkan minat belajar siswa. Guru dalam hal ini mempunyai peranan dalam menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peranan pokok, seperti yang dikemukakan Moh Uzer Usman (2005:27)

“ Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif guru harus melibatkan siswa secara aktif dan guru harus mampu menarik minat dan perhatian siswa “. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, guru diharap mempunyai pengetahuan ketrampilan untuk menumbuhkan minat siswa dalam proses belajar mengajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk membantu pengajaran. Pemanfaatan media pembelajaran, membantu guru dalam menyampaikan kegiatan belajar-mengajar, mengingat kondisi kemampuan siswa di dalam kelas berbeda-beda di dalam merespon pelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran akan menimbulkan dampak positif seperti terciptanya situasi pembelajaran yang memberikan peluang perkembangan kreatifitas pada siswa, tersalurnya umpan balik ke siswa secara lancar.


B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya maka perlu dirumuskan masalah-masalah khusus penelitian, sebagai berikut:

   1.      Apakah dengan peranan guru dan juga media pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa/membangkitkan gairah belajar siswa untuk lebih giat dalam belajar dan juga dapat meningkatkan minat baca terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ?

      2.      Apakah dengan peran media dan penggunaan media yang menarik dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bisa meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan ?

     3.      Apakah dengan adanya kerjasama yang baik antara pemateri/guru dengan terdidik/siswa di dalam proses belajar mengajar bisa membantu peran guru dalam mengembangkan minat siswa terhadap mapel PKn ?

     4.      Media pembelajaran yang seperti apakah yang dapat menimbulkan motovasi bagi siswa dan bagaimana faktor penghambat serta cara mengatasi hambatan dalam penggunaan media pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) ?

    5.      Media pembelajaran seperti apa yang dapat digunakan guru untuk dapat mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa  ?


C. Cara Pemecahan Masalah

            Seperti telah disinggung pada bagian terdahulu dalam tulisan ini, bahwa untuk mengatasi masalah khusus yang muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diantaranya sebagai berikut :

Bahwa untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca serta kurangnya motivasi belajar ataupun gairah belajar pada siswa yang muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), maka dapat dilakukan dengan cara menerapkan model  pembelajaran yang mengutamakan guru yang harus memainkan perananya sebagai motivator agar para peserta didik bergairah untuk banyak membaca buku pada bahan kajian masing-masing.

Misalnya dengan memberi tugas-tugas  rumah setiap kali selesai pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan sistem reading drill secara kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.

Selain itu pengelolaan perpustakaan sekolah dengan baik juga merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Perpustakaan harus dapat memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah secara maksimal, diharapkan dapat mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Kebiasaan membaca buku akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas kegiatan sehari-hari dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan pokok.

Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca.

Namun bukan hanya motivasi dari guru saja melainkan peran media pembelajaran yang menarik juga sangat penting karena dengan media pembelajara siswa dapat terpacu motivasinya dalam belajar. Peran media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam proses belajar tersebut adalah sebagai sarana memperjelas materi pelajaran, sumber belajar, dan sarana peningkatan motivasi belajar siswa, memancing atau memicu munculnya persoalan untuk diangkat ke permukaan dan dikaji secara lebih mendalam. Karena pada dasarnya setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga di dalam penyampaian materi pembelajaran PKn juga harus menghendaki guru agar bisa memilih media pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa nya supaya siswa tersebut dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dicerna/ditangkap oleh siswa.

            Hubungan dengan peserta didik bersahabat, menjadi mitra belajar sambil menghibur peserta didik, menyayangi peserta didik seperti anaknya sendiri, adil, memahami kebutuhan setiap peserta didik serta beusaha memberikan yang terbaik untuk peserta didiknya dan mampou membantu anak didiknya menuju kedewasaan. (Marno dkk, 2008;
Kerjasama yang baik antara pemateri/guru dengan terdidik/siswa di dalam proses belajar mengajar bisa membantu peran guru di dalam pembelajaran agar lebih baik karena dengan terjalinnya hubungan yang baik antara siswa dengan guru, guru dengan siwa, siswa dengan siswa maka akan menimbulkan suasana belajar yang mendukung yakni timbulnya suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PKn diantaranya adalah sebagai berikut :
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif yaitu tahap dimana siswa belajar dengan memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan gambar atau videotapes. Sementara tahap simbolik yaitu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol. Prinsip tahapan pembelajaran dari Jerome S Bruner ini dapat kita terapkan dalam “Kerucut Pengalaman” atau “cone of experience” yang dikemukan Edgar Dale pada tahun 1946, seperti yang dapat kita lihat pada gambar berikut ini:

            Penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disini sangat penting karna dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, biasanya media yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri seperti media cetak, elektronik, maupun social (internet) yang menarik dan bisa menimbulkan ketertarikan siswa di dalam belajar, seperti halnya :
1.      Media Proyeksi Gerak Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD), model pembelajaran dengan menayangkan film pada saat sebelum dimulainya prores pembelajaran fungsinya agar siswa termotivasi dari film tersebut,

      2.      Model pembelajaran interaktif (MPI) maupun gambar, grafik, sketsa dsb disini dapat menimbulkan siswa menjadi aktif, dan memacu siswa agar timbul banyak pertanyaan, atau pun dapat memberikan rangsangan visual

     3.      Benda-bendaTiruan/miniatur seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

Faktor penghambat penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antar lain adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kemauan dan minat guru dalam menggunakan media pembelajaran,
2. Guru tidak mau repot memanfaatkan media pembelajaran dan suasana kelas yang ramai.

Cara mengatasi hambatan dalam penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar PKn antara lain :
1. Kerja sama antara semua pihak dalam pendukungan dana untuk penyediaan media pembelajaran dan meningkatkan kemauan dan minat guru untuk berkemauan memanfaatkan media pembelajaran dengan cara memberikan kesadaran pentingnya media pembelajaran dalam proses belajara mengajar melalui seminar-seminar atau workshop-workshop tentang media pembelajaran ataupun
2. Dengan memberikan rewards ataupun penghargaan oleh pihak sekolah pada guru yang bersangkutan dalam kekreatifannya memanfaatkan media pembelajaran.
Kemudian terkadang Guru menerapkan model pembelajaran seperti dibawah ini :
Model Pembelajaran Make – A Match / mencari pasangan (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup
Melalui model pembelajaran Make – A Match ini pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa .

D. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian bersandar kepada tujuan. Karena tanpa tujuan yang jelas, penelitian tidak akan menemukan akhir. Oleh karena itu tujuan penelitian yang ingin diteliti oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab rendahnya minat baca siswa. Penulis ingin mengetahui apa saja yang menyebabkan hal tersebut terjadi, terutama dalam era globalisasi ini. Di samping itu. penulis juga ingin mengajak siswa supaya “gila” membaca.

2. Untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) melalui penerapan media-media pembelajaran yang menarik seperti penggunaan media pembelajaran interaktif, media proyeksi gerak, media miniatur.

3. Untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran, peran media pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan media pembelajaran, dan cara mengatasi hambatan dalam proses belajar-mengajar PKn.

4. Agar Guru dapat mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa Melalui model pembelajaran Make – A Match ini.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
    1.      mencari sumber di perpustakaan (Library Research), Observasi ( Observation),), pemberian tugas rumah.

     2.      Metode (Classroom Action Research) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru  dengan tujuan untuk memperbaiki hasil  kerjanya (Arikunto, 2008).

F. Kontribusi Hasil Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
      1.     Hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi perbaikan proses pembelajaran, khususnya proses pembelajaran dalam mata pelajaran PKn.

     2.     Penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi diri pribadi si guru (peneliti) sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas diri dan profesionalisme guru.

    3.     Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi guru pada umumnya, khususnya guru bidang studi PKn, setidaknya bisa menambah dan memperkaya referensi tentang alternatif penerapan model-model pembelajaran yang sesuai  untuk mengatasi masalah-masalah khusus pembelajaran di kelasnya masing-masing.

     4.     Hasil penelitian ini diharapkan lebih jauh agar bisa memacu aktivitas dan kreativitas belajar siswa serta aktivitas dan kreativitas mengajar dari guru, sehingga proses belajar-mengajar tidak dirasakan sebagai sesuatu yang menjemukan, melainkan sebaliknya sebagai sesuatu yang menyenangkan (Learning is fun).

G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan makalah ini terdiri dari beberapa pokok pikiran, diantaranya adalah sebagai berikut :

      A.    Bab Pendahuluan
                  yang terdiri atas : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Tujuan
            Penelitian, Kontribusi Hasil Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penullisan.

      B.     Bab Penutup
                  yang terdiri atas : Kesimpulan dan Saran/Tindak Lanjut.





BAB
PENUTUP

A.                KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu:
   1.   Penggunaan metode pembelajaran juga dapat menentukan sukses tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran,

     2.    Motivasi siswa dipengaruhi oleh metode mengajar yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kegairahan siswa dalam belajar,

B.                 SARAN
Saran yang bisa diambil dari penelitian ini yaitu :
      1.      Didalam pembelajaran hendaknya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran tidak akan merasa bosan.

     2.     Dalam suasan pembelajaran guru hendaknya tidak pelit dalam memberikan penghargaan kepada siswa dalam rangka meningkatkanminat mereka dalam belajar.

     3.      Guru hendaknya selalu meningkatkan keterampilannya dalam mengajar dengan menyerap informasi baik secara formal maupun informal.

     4.       Di harapkan kepada pemerintah untuk selalu melengkapi sarana pembelajaran yang secara tidak langsung akan menambah semangat siswa dalam belajar

    5.      Diharapkan pada guru PKn untuk menerapkan Make – A Match  pada pokok bahasan yang lain dan kelas yang berbeda sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan variasi guru dalam mengajar lebih inovatif.

   6.   Diharapkan guru bisa lebih kreatif lagi dalam proses pembelajaran serta  memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia disekolah dan sekitar sekolah untuk menambah wawasan serta pengetahuan siswa untuk bisa lebih mempermudah siswa dalam memahami materi yang sedang dan akan dipelajari.

      7.      Diharapkan dari hasil penelitian ini bisa menjadi bagian dan ikon dari proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) yang sangat didambakan oleh siswa maupun guru. 





DAFTAR PUSTAKA

Bermawi, M. 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Jogyakarta.CTSD.
Moh. Surya. 1997. Motivasi dan Pembelajaran. Jakarta : Tiga Serangkai
Sobry Sutikno, Jurnal Peran Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, Kamis, 12 November 2009. www.depdiknas.go.id
Diah (2007). Peningkatan Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Surakarta : Cipta Abadi
Jalaludin. 2007. Jurnal Pendidikan Kreativitas Guru Pacu Motivasi Belajar Siswa. Kamus Kimia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka
Moh. Surya. 1997. Motivasi dan Pembelajaran. Jakarta : Tiga Serangkai
Slavin, 2000. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan dan Penerapanya. Bandung : Bina Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar