UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SERTA MINAT MEMBACA YANG RENDAH PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI PERANAN GURU DAN MODEL/MEDIA PEMBELAJARAN YANG
MENARIK
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Diajukan dalam rangka memenuhi Tugas
Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Oleh :
Nama : Sukmawati
Samudra
NPM :
12210055
Kelas : 4 A
Prodi : PPKn
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan
yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang
dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki
peranan yang sentral dan strategis, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memiliki karakteristik spesifik dalam hal orientasinya untuk
membentuk pribadi peserta didik agar menjadi warga negara yang baik yang
memiliki pemahaman, penghayatan dan kesadaran yang tinggi akan hak-hak
dan kewajibannya serta mampu dan cakap melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari di segala bidang kehidupan dengan dilandasi oleh prinsip
proporsionalitas, nilai-nilai spiritualitas keagamaan, nilai-nilai pluralitas
sosio-budaya, nilai-nilai nasionalisme kultural, serta nilai-nilai persatuan
dan kesatuan bangsa.
Belakangan ini banyak terdapat gejala rendahnya
partisipasi aktif dan motivasi belajar siswa di kelas dalam mata pelajaran PKn,
sepertinya siswa tidak bergairah mengikuti proses pembelajaran dan bahkan
banyak yang bersikap seolah mata pelajaran PKn tidak penting dan tidak banyak
gunanya bagi mereka. Mengapa begitu? Sebab pada proses belajar mengajar, terutama PKn sering kali guru
lebih mendominasi kelas, sedangkan siswa masih pasif. Aktivitas siswa terbatas
pada mendengar, mencatat dan menjawab pertanyaan guru. Proses belajar mengajar
seperti ini jelas membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar dan
beraktivitas.
Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca terutama siswa
kita memang sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan metode yang diberikan
terhadap siswa pada umumnya kurang bahkan tidak menyenangkan. Sebagian besar
Metode yang ada hanya berorientasi pada hasil bukan pada proses.
Rendahnya minat baca siswa menjadikan kebiasaan membaca yang
rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca
rendah. Itulah yang sedang terjadi pada siswa sekarang ini itu semua disebabkan karena Kebanyakan atau
bahkan hampir keseluruhan sekolah tidak memiliki fasilitas perpustakaan yang
memadai. Buku pelajaran dan buku bacaan umum tidak terkoleksi secara lengkap.
Bahkan, banyak sekolah yang tidak memiliki ruang khusus untuk perpustakaan dan
tidak memiliki petugas khusus yang mengelola perpustakaan.
Dengan demikian, wajar saja kalau siswa tidak memiliki kebiasaan membaca yang
memadai. Persoalan minat baca pada siswa adalah masalah yang klasik. Berbagai
upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca. Namun pada
kenyataannya, minat baca siswa masih begitu rendah.
Suasana belajar yang tidak kondusif seperti
itu jelas merupakan masalah yang harus segera diatasi, karena berakibat
pada rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran dan penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan, dan ujung-ujungnya prestasi hasil
belajar mereka rendah, rata-rata hanya sampai batas ketuntasan minimal,
malahan ada yang cenderung di bawah batas minimal.
Disadari banyak faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi dan motivasi belajar serta prestasi hasil belajar siswa; bisa dari
faktor internal siswa seperti tingkat IQ atau intelegensi, bakat dan minat,
kebiasaan belajar, motif berprestasi, dan sebagainya; bisa juga dari faktor
eksternal seperti faktor sarana dan prasaranan belajar di sekolah, faktor
kurikulum, metode dan strategi pembelajaran, sumber bahan belajar, suasana
proses pembelajaran, dan lain sebagainya. Untuk itu berbagai upaya diagnosa dan
perbaikan metode pembelajaran yang standar telah pula dilakukan, antara lain
dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakannya
secara konsekuen di depan kelas, melakukan perubahan metode pembelajaran dari
metode ceramah ke metode tanya jawab atau metode diskusi dan penugasan,
melakukan penilaian proses, pre-tes dan post-tes, analisis butir soal berikut
revisi soal-soal yang dinilai kurang layak, bahkah disusul pula dengan
pemberian remedi kelas maupun remedi individual, namun tetap saja partisipasi
dan motivasi belajar siswa beserta prestasi hasil belajarnya kurang memuaskan.
Menghadapi masalah besar seperti itu semua, para guru,
utamanya guru PKn dengan spesifikasi dan karakteristik yang ada pada bidang
ajarnya harus lebih tergugah, lebih terinspirasi dan lebih termotivasi untuk
mencari, menemukan dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga setahap demi
setahap kualitas pendidikan nasional bisa ditingkatkan, dan setahap demi
setahap kualitas manusia Indonesia seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan UUSPN
2003 bisa diwujudkan.
Peran guru dalam pembelajaran salah satunya adalah
membangkitkan minat belajar siswa. Guru dalam hal ini mempunyai peranan dalam
menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar siswa. Dalam proses belajar
mengajar guru mempunyai peranan pokok, seperti yang dikemukakan Moh Uzer Usman
(2005:27)
“ Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif
guru harus melibatkan siswa secara aktif dan guru harus mampu menarik minat dan
perhatian siswa “. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, guru diharap
mempunyai pengetahuan ketrampilan untuk menumbuhkan minat siswa dalam proses
belajar mengajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk
membantu pengajaran. Pemanfaatan media pembelajaran, membantu guru dalam
menyampaikan kegiatan belajar-mengajar, mengingat kondisi kemampuan siswa di
dalam kelas berbeda-beda di dalam merespon pelajaran. Pemanfaatan media
pembelajaran akan menimbulkan dampak positif seperti terciptanya situasi
pembelajaran yang memberikan peluang perkembangan kreatifitas pada siswa,
tersalurnya umpan balik ke siswa secara lancar.
B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan bagi langkah-langkah penelitian
selanjutnya maka perlu dirumuskan masalah-masalah khusus penelitian, sebagai
berikut:
1. Apakah dengan peranan guru dan juga
media pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa/membangkitkan gairah
belajar siswa untuk lebih giat dalam belajar dan juga dapat meningkatkan minat
baca terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ?
2. Apakah dengan peran media dan
penggunaan media yang menarik dalam proses belajar mengajar mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
bisa meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa terhadap materi
Pendidikan Kewarganegaraan ?
3. Apakah
dengan adanya kerjasama yang baik antara pemateri/guru dengan terdidik/siswa di
dalam proses belajar mengajar bisa membantu peran guru dalam mengembangkan
minat siswa terhadap mapel PKn ?
4. Media pembelajaran yang seperti
apakah yang dapat menimbulkan motovasi bagi siswa dan bagaimana faktor
penghambat serta cara mengatasi hambatan dalam penggunaan media pembelajaran
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) ?
5. Media pembelajaran seperti apa yang
dapat digunakan guru untuk dapat mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa ?
C. Cara Pemecahan Masalah
Seperti telah disinggung
pada bagian terdahulu dalam tulisan ini, bahwa untuk mengatasi masalah khusus
yang muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
diantaranya sebagai berikut :
Bahwa
untuk mengatasi masalah rendahnya minat baca serta kurangnya motivasi belajar
ataupun gairah belajar pada siswa yang muncul dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn), maka dapat dilakukan dengan cara menerapkan model
pembelajaran yang mengutamakan guru yang harus memainkan perananya sebagai motivator agar para peserta
didik bergairah untuk banyak membaca buku pada bahan kajian masing-masing.
Misalnya dengan memberi tugas-tugas rumah setiap kali selesai pertemuan dalam
proses pembelajaran. Dengan sistem reading drill secara kontinu maka
membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.
Selain itu pengelolaan perpustakaan
sekolah dengan baik juga merupakan salah satu sumber belajar yang sangat
penting dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengajaran. Perpustakaan harus dapat memainkan peran, khususnya
dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah
secara maksimal, diharapkan dapat mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa
dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah
informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Kebiasaan
membaca buku akan meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas
kegiatan sehari-hari dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan pokok.
Hal penting yang harus dilakukan
oleh pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi
koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya
perpustakaan sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan
juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk
membaca.
Namun bukan hanya motivasi dari guru saja melainkan peran
media pembelajaran yang menarik juga sangat penting karena dengan media
pembelajara siswa dapat terpacu motivasinya dalam belajar. Peran media pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam proses belajar tersebut adalah sebagai sarana memperjelas
materi pelajaran, sumber belajar, dan sarana peningkatan motivasi belajar siswa,
memancing
atau memicu munculnya persoalan untuk diangkat ke permukaan dan dikaji secara
lebih mendalam. Karena pada dasarnya setiap siswa memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sehingga di dalam penyampaian materi pembelajaran PKn juga
harus menghendaki guru agar bisa memilih media pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa nya supaya siswa tersebut dapat menerima materi pelajaran
dengan mudah dicerna/ditangkap oleh siswa.
Hubungan dengan peserta didik bersahabat, menjadi mitra
belajar sambil menghibur peserta didik, menyayangi peserta didik seperti
anaknya sendiri, adil, memahami kebutuhan setiap peserta didik serta beusaha
memberikan yang terbaik untuk peserta didiknya dan mampou membantu anak didiknya
menuju kedewasaan. (Marno dkk, 2008;
Kerjasama yang baik antara pemateri/guru
dengan terdidik/siswa di dalam proses belajar mengajar bisa membantu peran guru
di dalam pembelajaran agar lebih baik karena dengan terjalinnya hubungan yang
baik antara siswa dengan guru, guru dengan siwa, siswa dengan siswa maka akan
menimbulkan suasana belajar yang mendukung yakni timbulnya suasana belajar
mengajar yang menyenangkan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam mengikuti pelajaran PKn diantaranya adalah sebagai berikut :
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah
siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga tahapan yaitu
enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif yaitu tahap dimana siswa belajar
dengan memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana
siswa belajar dengan menggunakan gambar atau videotapes. Sementara tahap
simbolik yaitu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol. Prinsip tahapan
pembelajaran dari Jerome S Bruner ini dapat kita terapkan dalam “Kerucut
Pengalaman” atau “cone of experience” yang dikemukan Edgar Dale pada tahun
1946, seperti yang dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Penggunaan media dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan disini sangat penting karna dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar, biasanya media yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan itu sendiri seperti media cetak, elektronik, maupun social
(internet) yang menarik dan bisa menimbulkan ketertarikan siswa di dalam
belajar, seperti halnya :
1.
Media
Proyeksi Gerak Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video
kaset (CD, VCD, atau DVD), model pembelajaran dengan
menayangkan film pada saat sebelum dimulainya prores pembelajaran fungsinya
agar siswa termotivasi dari film tersebut,
2. Model
pembelajaran interaktif (MPI) maupun gambar, grafik, sketsa dsb disini dapat
menimbulkan siswa menjadi aktif, dan memacu siswa agar timbul banyak pertanyaan,
atau pun dapat memberikan rangsangan visual
3.
Benda-bendaTiruan/miniatur seperti
benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini
dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses
pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
Faktor penghambat penggunaan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar antar lain adalah sebagai berikut :
1.
Kurangnya kemauan dan minat guru dalam menggunakan media pembelajaran,
2.
Guru tidak mau repot memanfaatkan media pembelajaran dan suasana kelas yang
ramai.
Cara mengatasi hambatan dalam penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar PKn antara lain :
1.
Kerja sama antara semua pihak dalam pendukungan dana untuk penyediaan media
pembelajaran dan meningkatkan kemauan dan minat guru untuk berkemauan
memanfaatkan media pembelajaran dengan cara memberikan kesadaran pentingnya
media pembelajaran dalam proses belajara mengajar melalui seminar-seminar atau
workshop-workshop tentang media pembelajaran ataupun
2.
Dengan memberikan rewards ataupun penghargaan oleh pihak sekolah pada guru yang
bersangkutan dalam kekreatifannya memanfaatkan media pembelajaran.
Kemudian
terkadang Guru menerapkan model pembelajaran seperti dibawah ini :
Model Pembelajaran Make – A Match /
mencari pasangan (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah
:
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
- Setiap siswa mendapat satu buah kartu
- Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
- Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
- Demikian seterusnya
- Kesimpulan/penutup
Melalui model pembelajaran Make – A Match ini pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat mengetahui peningkatan
aktivitas peserta didik dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa .
D. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian bersandar kepada tujuan. Karena tanpa
tujuan yang jelas, penelitian tidak akan menemukan akhir. Oleh karena itu
tujuan penelitian yang ingin diteliti oleh penulis adalah :
1.
Untuk mengetahui penyebab rendahnya minat baca siswa. Penulis ingin mengetahui
apa saja yang menyebabkan hal tersebut terjadi, terutama dalam era globalisasi
ini. Di samping itu. penulis juga ingin mengajak siswa supaya “gila” membaca.
2. Untuk
meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) melalui penerapan media-media pembelajaran
yang menarik seperti penggunaan media pembelajaran interaktif, media proyeksi
gerak, media miniatur.
3.
Untuk mendeskripsikan
penggunaan media pembelajaran, peran media pembelajaran, faktor pendukung dan
penghambat dalam penggunaan media pembelajaran, dan cara mengatasi hambatan
dalam proses belajar-mengajar PKn.
4.
Agar Guru dapat mengetahui peningkatan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa Melalui model pembelajaran
Make – A Match ini.
E. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. mencari sumber di perpustakaan (Library
Research), Observasi ( Observation),), pemberian tugas rumah.
2. Metode (Classroom Action
Research) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari
guru dengan tujuan untuk memperbaiki hasil kerjanya (Arikunto, 2008).
F. Kontribusi Hasil Penelitian
Manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi perbaikan
proses pembelajaran, khususnya proses pembelajaran dalam mata pelajaran PKn.
2. Penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat berharga
bagi diri pribadi si guru (peneliti) sebagai upaya untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas diri dan profesionalisme guru.
3. Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi guru pada
umumnya, khususnya guru bidang studi PKn, setidaknya bisa menambah dan
memperkaya referensi tentang alternatif penerapan model-model pembelajaran yang
sesuai untuk mengatasi masalah-masalah khusus pembelajaran di kelasnya
masing-masing.
4. Hasil penelitian ini diharapkan lebih jauh agar bisa
memacu aktivitas dan kreativitas belajar siswa serta aktivitas dan kreativitas
mengajar dari guru, sehingga proses belajar-mengajar tidak dirasakan sebagai
sesuatu yang menjemukan, melainkan sebaliknya sebagai sesuatu yang menyenangkan
(Learning is fun).
G.
Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan makalah ini terdiri dari
beberapa pokok pikiran, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.
Bab
Pendahuluan
yang terdiri atas : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kontribusi Hasil Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penullisan.
yang terdiri atas : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Cara Pemecahan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kontribusi Hasil Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penullisan.
B.
Bab
Penutup
yang terdiri atas : Kesimpulan dan Saran/Tindak Lanjut.
yang terdiri atas : Kesimpulan dan Saran/Tindak Lanjut.
BAB
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian
ini yaitu:
1. Penggunaan
metode pembelajaran juga dapat menentukan sukses tidaknya pencapaian tujuan
pembelajaran,
2. Motivasi
siswa dipengaruhi oleh metode mengajar yang digunakan oleh guru untuk
meningkatkan kegairahan siswa dalam belajar,
B.
SARAN
Saran yang bisa diambil dari penelitian
ini yaitu :
1.
Didalam
pembelajaran hendaknya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran tidak akan merasa bosan.
2. Dalam
suasan pembelajaran guru hendaknya tidak pelit dalam memberikan penghargaan
kepada siswa dalam rangka meningkatkanminat mereka dalam belajar.
3.
Guru
hendaknya selalu meningkatkan keterampilannya dalam mengajar dengan menyerap
informasi baik secara formal maupun informal.
4. Di
harapkan kepada pemerintah untuk selalu melengkapi sarana pembelajaran yang
secara tidak langsung akan menambah semangat siswa dalam belajar
5.
Diharapkan
pada guru PKn untuk menerapkan Make – A Match pada pokok bahasan yang
lain dan kelas yang berbeda sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dan variasi guru dalam mengajar lebih inovatif.
6. Diharapkan
guru bisa lebih kreatif lagi dalam proses pembelajaran serta memanfaatkan
media pembelajaran yang tersedia disekolah dan sekitar sekolah untuk menambah
wawasan serta pengetahuan siswa untuk bisa lebih mempermudah siswa dalam
memahami materi yang sedang dan akan dipelajari.
7.
Diharapkan
dari hasil penelitian ini bisa menjadi bagian dan ikon dari proses pembelajaran
aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) yang sangat
didambakan oleh siswa maupun guru.
DAFTAR PUSTAKA
Bermawi,
M. 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Jogyakarta.CTSD.
Moh.
Surya. 1997. Motivasi dan Pembelajaran. Jakarta : Tiga Serangkai
Sobry
Sutikno, Jurnal Peran Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, Kamis,
12 November 2009. www.depdiknas.go.id
Diah
(2007). Peningkatan Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.
Surakarta : Cipta Abadi
Jalaludin.
2007. Jurnal Pendidikan Kreativitas Guru Pacu Motivasi Belajar Siswa. Kamus
Kimia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka
Moh.
Surya. 1997. Motivasi dan Pembelajaran. Jakarta : Tiga Serangkai
Slavin,
2000. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan dan Penerapanya.
Bandung : Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar